Selamat datang kembali ke blog yang jarang update ini. Hahaha. Maklum, sok sibuk. Haha. Berhubung sudah banyak request dari pembaca postingan sebelumnya untuk melanjutkan cerita dari pengalaman saya mengikuti proses rekrutmen PT PLN (Persero) yang bersambung di saat saya lulus seleksi tahapan akhir yakni wawancara.

Okay, langsung aja ya.. Monggo disimak!
Daftar nama peserta yang lolos seleksi wawancara di umumkan melalui website resmi PLN yakni www.pln.co.id di akhir bulan Maret 2016. Selang seminggu setelah pengumuman tersebut, kami yang lolos seleksi dipanggil ke Kantor Wilayah PLN setempat untuk mendapatkan penjelasan dan pengarahan terkait diklat prajabatan dan penandatanganan kontrak perjanjian OJT (On The Job Trainning). Kalau isi kontraknya sendiri sih standard seperti BUMN dan BUMS lain, intinya siap ditempatkan diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tidak boleh menikah selama masa prajabatan. Selain itu, kami diberikan sedikit gambaran terkait apa yang akan kami lalui selama mengikuti diklat prajabatan PT PLN (Persero) yang dimulai dengan Kesamaptaan hingga pada acara pengukuhan atau wisuda (khusus bagi lulusan S1). Dan sesuai dengan postingan sebelumnya bahwa perekrutan angkatan 51 dan 52 ini digabung pada proses pendaftarannya namun dipisah pada saat proses prajabatannya yakni 51 untuk teknik dan 52 untuk non teknik. Untuk angkatan 51 sendiri memulai diklat prajabatan di pertengahan bulan April 2016 sedangkan untuk angkatan 52 memulai diklat prajabatan di pertengahan bulan Mei 2016. Dan karena saya berasal dari jurusan Akuntansi yang notabene adalah jurusan non teknik, maka saya pun memulai diklat prajabatan di pertengahan bulan Mei 2016. Sebelum berangkat, kami diberikan uang SPPD (padahal belum jadi pegawai lho, hehe) untuk mengurus segala sesuatunya sendiri yakni tiket pesawat, bus, penginapan (kalau menginap), makan dan lain sebagainya hingga tiba di lokasi kesamaptaan dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.

Kegiatan diklat prajabatan angkatan 52 PT PLN (Persero) sendiri dibuka tanggal 16 Mei 2016 oleh Bapak Novi Hadi selaku Manager Udiklat Bogor di Lapangan Pusdikajen. Dan karena Udiklat Bogor merupakan udiklat yang mendapatkan penugasan khusus untuk menangani kegiatan prajabatan, maka kami pun langsung di handle oleh pihak Udiklat Bogor. Sama halnya dengan angkatan 51, angkatan 52 untuk kegiatan samaptanya juga dibagi ke 2 lokasi yakni di Pusdikajen (Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal) dan Pusdikpom (Pusat Pendidikan Polisi Militer). Oleh karena itu, kami yang berasal dari wilayah timur ini berangkat ke Jakarta pada tanggal 14 Mei 2016. Kami pikir karena masih selang waktu sehari maka kami pun bisa bersantai dulu di hotel atau penginapan di daerah Bandung sebelum memasuki masa-masa “keras”-nya kehidupan. Hahaha. Namun, takdir berkata lain. Setelah mendarat di Bandara International Soekarno-Hatta, kami mendapat informasi bahwa kami langsung diminta untuk memasuki lokasi samapta. Oh iya, sebelum berangkat kami yang pria sudah diminta untuk menggunduli rambut hingga tersisa 1 cm a.k.a hampir botak. Maklum, mau jadi tentara dadakan. Wkwk. Begitu tiba di Bandara Soetta, kami dan seorang pendamping (Supervisor bidang SDM PLN Wilayah lokasi perekrutan) dijemput oleh sebuah bus yang sebelumnya sudah di booking oleh kami. Dan karena Pusdikajen sebagai lokasi samapta kami saat itu belum bisa menerima siswa prajabatan dengan alasan sedang mempersiapkan tempat (maklum, ternyata yang samapta disitu bukan hanya dari PLN saja melainkan BUMN-BUMN lain juga), maka kami pun “dititipkan” semalam di Pusdikpom. Saat baru memasuki gerbangnya saja, sudah terasa hawa seremnya. Baik serem yang kelihatan maupun yang tidak lho ya. Hahaha. Esok paginya (dibaca: subuh) kami langsung bersiap dengan mengenakan pakaian putih hitam dan langsung bergegas berangkat ke Pusdikajen. Kami menggunakan truck tentara menuju Pusdikajen ditengah dinginnya hawa kota Cimahi. Bisa dibanyangkan, hanya mengenakan sehelai pakaian kemeja putih dan rambut yang plontos pula. Menggigil-lah awak selama perjalanan tersebut. Hahaha. Setibanya kami disana, kami difoto untuk keperluan pembuatan Id Card, mengisi form pembukaan rekening BRI (uang saku cuyy, haha), dibagikan peralatan dan perlengkapan selama mengikuti kegiatan samapta, dan lain sebegainya. Oh iya, untuk nominal uang saku sendiri dibedain untuk lulusan D3 dan S1. Kemudian untuk peralatan dan perlengkapan yang dibagikan antara lain seragam PDL (kayak baju hansip gitu, haha), sepatu, kaos kaki, ikat pinggang, mantel hujan, kantong plastik besar, topi, tali penjepit ujung celana, ember, gayung, peralatan mandi, buku, pulpen, dll (lupaa). Saat diberikan alat-alat tersebut kami diberitahukan bahwa jika sampai ada yang hilang maka “siap-siap terima konsekuensinya”. Buset, belum apa-apa aja udah diancem. Haha. Tapi itu semua untuk kebaikan kami sendiri sih. Kita diajarkan untuk bertanggung jawab atas apapun yang dimiliki walau barang kecil sekalipun. Apalagi jika kita sudah menjadi bagian dari PLN itu sendiri yang notabene merupakan BUMN dengan aset terbesar. Kalau bukan kita yang menjaga aset negara tersebut, siapa lagi? Lebay nih gue, haha. Selain diberikan peralatan oleh pihak Pusdikajen, kami juga diberikan peralatan oleh pihak Udiklat Bogor seperti tas, buku, pulpen, 2 baju training, 1 celana training, handuk dan lain sebagainya.

Dihari H upacara pembukaan program diklat prajabatan angkatan 52 di Pusdikajen sempat beberapa kali tertunda akibat hujan hingga waktu agak molor dari jadwal. Pembukaan program prajabatan angkatan 52 di Pusdikajen sendiri langsung dibuka oleh Manager Udiklat Bogor yakni Bapak Novi Hadi. Setelah upacara tersebut berakhir dan Pak Novi meninggalkan lapangan upacara, hal pertama yang terjadi adalah suara tembakan meriam yang bertubi-tubi dan dilanjutkan dengan teriakan-teriakan para komandan (sebutan untuk para pelatih di Pusdikajen) yang menyuruh kami untuk tiarap. Padahal kondisi lapangan saat itu masih banjir dengan air hujan. Kami disuruh merangkak, guling-guling, push up, sit up dan lain sebagainya. Sungguh pengalaman yang tidak akan pernah bisa saya lupakan seumur hidup. Setelah itu, kami dibagi menjadi 2 kelompok untuk kemudian di foto dengan para pelatih dan pihak Udiklat Bogor dalam keadaan baju yang basah kuyup dan kotor oleh rumput-rumput yang menempel di badan dan pakaian kami. Kami juga melaksanakan kegiatan pada hari itu termasuk menerima materi di aula dengan baju yang basah kuyup hingga kering sendiri di badan. Hal inilah yang memicu batuk-batuk dari satu dua orang siswa hingga menjalar ke hampir seluruh siswa. Can you imagine that? Oh ya, sebelumnya kami juga sudah dibagi per kompi dan per pleton. Kami juga dibagikan kamar dan tempat tidur selama di Pusdikajen. Selain itu, seluruh alat elektronik yang kami bawa disita termasuk dompet, obat-obatan dan lain sebagainya. Untuk obat sendiri, katanya “kalau perlu obat, langsung ke dokter aja”. Kebetulan di Pusdikajen ada seorang dokter yang stand by 24 jam untuk menangani kesehatan siswa.

Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan di Pusdikajen, “semenit bagai setahun”. Saran saya, sebelum masuk kegiatan samapta ini banyak-banyakin olahraga dan istirahat deh. Karena setelah masuk Pusdikajen, waktu istirahat kita paling banyak hanya 3 jam. Push up dan lari pun menjadi makanan sehari-hari. Selain menguras kondisi fisik, otak pun ikut diperas karena kita juga akan menerima materi oleh instruktur-instruktur yang telah disiapkan oleh pihak Pusdikajen, mulai dari apa itu Bela Negara, cara membaca kompas, bongkar pasang senjata, cara menyusun strategi perang, hingga table manner, dan lain sebagainya (lupaa cuyy, haha). Complete-lah pokoknya. Sehari itu bisa sampai 2-3 kali kami menerima materi yang berbeda. Selain itu, selama mengikuti kegiatan samapta di Pusdikajen ini kita juga akan dipantau oleh pihak yang telah ditunjuk oleh Pusdikajen untuk mengawasi dan menilai setiap gerak-gerik kita sebagai bahan pertimbangan oleh pihak Udiklat Bogor. Kalau kami sih sebutnya tim observer. Selama di Pusdikajen juga, naik turun gunung menjadi hal yang biasa lho. Di akhir kegiatan samapta ini kami diajari cara bertahan hidup dihutan dengan memanfaatkan apa saja (termasuk hewan melata seperti ular sekalipun) untuk di konsumsi agar bisa bertahan hidup. Selain itu kami juga melakukan simulasi perang dengan menggunakan senjata dan peluru yang saya juga tidak tau (dan lagi-lagi ada suara meriam dimana-mana). Mungkin biar lebih terasa suasana perangnya. Hahaha. Ada kegiatan outbond dan juga kami diajarkan cara mendirikan tenda serta memasak dengan peralatan dan bahan-bahan seadanya. Kemudian di malam harinya, ada kegiatan caraka malam, yakni kami satu persatu diwajibkan untuk menelusuri gelapnya hutan dengan mengikuti arah yang telah disiapkan. Pressurenya bukan karena sendiri dan gelap ditengah hutan, tapi karena kami juga diminta menghafal 1 buah kalimat yang cukup panjang untuk disampaikan ke seorang komandan di tempat finish caraka malam tersebut. Kita juga akan diberikan sebuah kode atau sandi yang bisa kita pergunakan untuk mengidentifikasi teman atau musuh. Selain itu, selama menelusuri hutan juga kita akan disuguhkan dan diminta melakukan berbagai hal “menarik” yang tidak akan pernah bisa kita lupakan seumur hidup. Keseluruhan pressure tersebut, tambah lengkap dengan kondisi tanah yang kita lewati dihutan (cuaca: hujan) dimana tanah yang kita pijak tersebut dalam keadaan becek dan licin. Yah, banyak-banyak doalah supaya ngga jatuh atau terpeleset. Hahaha. Oh iya, kegiatan malam masih belum berakhir lho setelah caraka tersebut. Masih ada “ritual” atau apalah namanya, ada api unggun, hormat dan cium bendera dan “siraman” pake air kembang, trus diakhiri dengan nyanyi lagu kemesraan kalau ngga salah sambil mengitari api unggun dengan para komandan. Sampai ada yang mewek juga lho. Ya biasalah, cewek-cewek.

Dihari terakhir kegiatan samapta ini khususnya di Pusdikajen, ada semacam “selebrasi” yang dilakukan oleh siswa dengan menampilkan beberapa performance seperti tarian, peragaan tembak-menembak, bela diri, yel-yel dan lain sebagainya (lupaa). Setelah menyelesaikan kegiatan kesamaptaan ini, kami diberitahukan bahwa kami akan melaksanakan kegiatan lanjutan yakni “Pengenalan Perusahaan” di Udiklat Bogor. Dalam pikiran kami, kami akan diberikan kesempatan untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum kegiatan selanjutnya dimulai. Akan tetapi, takdir berkata lain. Kami ternyata langsung dibawa ke Rindam Jaya (Kodam Jayakarta) untuk melaksanakan kegiatan Pengenalan Perusahaan tersebut. Lokasi tiba-tiba berubah dari issue yang beredar. Setibanya kami di Rindam Jaya dalam keadaan hari yang sudah gelap, ternyata teman-teman kami dari Pusdikpom sudah tiba terlebih dahulu. Kami pun langsung dikumpulkan dilapangan hitam dan diberikan pengarahan. Kemudian, pada esok paginya kami pun menerima materi dari instruktur yang telah ditunjuk oleh pihak Udiklat Bogor. Tapi instruktur-instrukturnya bukan instruktur sembarangan lho. Langsung para petinggi-petinggi PLN. So, no more rest!

Okay, ceritanya sampai disini dulu ya. Sudah kepanjangan soalnya. Akan saya lanjutkan di next chapter (tapi saat ada waktu luang ya, maklum sudah mulai kerja, hehe). Terima kasih sudah berkunjung dan nantikan kelanjutannya J


To be continued..
Tidak terasa beberapa bulan telah berlalu sejak terakhir kali saya melakukan postingan di blog ini. Maklum, baru keluar dari "karantina". Hahaha.

Dan kalau boleh, pada postingan kali ini penulis ingin berbagi sedikit pengalaman penulis terkait proses penerimaan pegawai baru sebuah BUMN yang saat ini dipimpin oleh mantan Dirut BRI yakni Bapak Sofyan Basir. Semoga postingan ini bisa memberikan sedikit gambaran terkait proses penerimaan PLN dan sedikit banyak dapat memberikan manfaat. Amin. Okay, langsung saja, check this out!

Menjadi bagian dari sebuah institusi berskala besar, apalagi BUMN terbesar di Indonesia adalah impian semua orang khususnya para pencari kerja atau job seeker. Namun, untuk masuk ke dalam institusi tersebut bukanlah hal yang mudah. Butuh perjuangan, pengorbanan hingga dedikasi dan integritas karena bisa saja kita "gugur" ditengah perjalanan yang panjang tersebut. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang saat ini menjadi BUMN terbesar di Indonesia dengan total aset hingga ribuan triliunan rupiah (setelah revaluasi) pada tahun 2016 ini sedang gencar-gencarnya melakukan rekrutmen secara besar-besaran untuk mendapatkan SDM yang berkualitas, unggul dan yang terpenting harus berintegritas agar bisa menerapkan motto PLN itu sendiri yakni "electricity for a better life" atau "listrik untuk kehidupan yang lebih baik". Bisa dibayangkan jika sehari saja kita hidup tanpa listrik. Untuk tahun 2016 ini, PLN menargetkan untuk merekrut hingga 5000 pegawai baik untuk jenjang SMA/SMK hingga perguruan tinggi yakni D3, S1 dan bahkan S2. Penulis sendiri merupakan rekrutmen angkatan 52 dimana pendaftarannya bersamaan dengan angkatan 51 yakni akhir tahun 2015. Namun, angkatan 51 dan 52 dipisah berdasarkan jurusannya yakni teknik dan non teknik.

Setelah proses pendaftaran selama kurang lebih 2 minggu di akhir tahun 2015, pengumuman lolos seleksi administratif keluar pada pertengahan bulan Januari 2016. Setelah itu, lanjutlah ke tahap pertama yakni GAT atau General Aptitude Test. Tes ini lebih kepada tes pengetahuan umum, logika dan penalaran serta kecepatan dan ketepatan berpikir karena kita diberikan waktu kalau tidak salah hanya selama 5 menit untuk setiap bagian dari tes tersebut. Kemudian setelah lolos di GAT, maka dilanjutkan dengan tes Bahasa Inggris dan Bidang. Untuk tes Bahasa Inggris menurut penulis ya standard BUMN-lah. Cuma, sekedar saran, sebelum mengikuti tes ini perdalam lagi Bahasa Inggrisnya, penggunaan grammar, dll sekalian perbanyak vocabulary-nya. Setelah tes Bahasa Inggris, dihari yang sama dilanjutkan dengan tes Bidang/Jurusan. Dan karena penulis berasal dari jurusan Akuntansi maka penulis pun tesnya bidang Akuntansi. Disini penulis agak tertipu dengan info-info yang beredar di internet yang mengatakan bahwa tes bidang untuk Akuntansi lebih banyak terfokus pada hitung-hitungan termasuk rasio-rasio dan lain sebagainya. Untung penulis cukup menguasai secara konseptual terkait Akuntansi dari masa SMA (tidak salah dulu dijuluki Bapak Akuntansi, hehehe). Setelah lulus tes Bahasa Inggris dan Bidang ini maka lanjut ke tahapan selanjutnya yakni Psikotest. Untuk Psikotest sendiri tidak ada perbedaan yang signifikan dengan Psikotest di perusahaan lain. Dan karena penulis sudah pernah punya pengalaman mengikuti Psikotest di Great People Trainee Program-nya Telkomsel dan rekrutmen umum-nya BPJS Kesehatan maka Psikotest ini pun dapat dengan lancar penulis jalani. Thank GOD. Pokoknya tidak salah jika orang menyebutkan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Setelah lolos Psikotest, maka tahapan selanjutnya adalah tes Kesehatan. Jeda antara kedua tersebut lumayan lama, sebulan lebih kalau tidak salah. Tes Kesehatan terdiri terbagi menjadi 2 bagian yakni tes fisik dan tes lab atau organ dalam. Seingat penulis (sudah lebih setengah tahun yang lalu soalnya) tes lab meliputi tes jantung, telinga, mata, paru-paru, darah, air seni hingga kotoran (dan lain-lain). Untuk darah, diambil 2 kali yakni sebelum makan dan setelah makan siang. Begitupula dengan kotoran. Sedangkan untuk tes fisik meliputi tes buta warna, mulut, gigi, anus, kelamin, perut, dan lain-lain (lupaaa, hehe). Setelah lulus kesehatan, maka akan dilanjutkan dengan tes tahap akhir yakni Wawancara. Jeda waktu dari Kesehatan hingga Wawancara juga lumayan lama hingga penulis cukup pesimis bisa lolos. Tes wawancara ini, penulis diwawancarai oleh 2 orang yakni seorang Ibu dan seorang lagi Bapak. Keduanya berasal dari Kantor Pusat. Oh iya kelupaan, dari awal pendaftaran hingga pada tes-tesnya itu langsung dari pusat lho yang handle. Jadi kalau lolos, bisalah sedikit berbangga diri. Ahaideh. Di tes Wawancara ini kita bakal dikorek-korek abis seputar kehidupan sosial hingga kehidupan pribadi dari kecil hingga dewasa. Jadi, kalau mau bohong disini, dipikir-pikir lagi deh ya. Terbuka aja dan apa adanya. Kalau memang sudah jalannya, tidak akan kemana koq. Jeda pengumuman lolos tes Wawancara pun cukup lama tapi tidak selama tes Kesehatan. Paling hanya sekitar 2-3 minggu. Dalam pengumuman tes Wawancara tersebut juga kita akan diminta untuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan dibutuhkan selama mengikuti “sekolah”-nya PLN.

Lalu, setelah lolos seluruh tahapan tes yang panjang dan melelahkan tersebut apakah kita sudah bisa tidur nyenyak? Eitsss, tunggu dulu. Masih panjang bro, sist kedepannya. Mau tau? Tunggu lanjutannya ya :)

To be continued..
Wah, tidak terasa 2 minggu pun telah berlalu sejak saya terakhir kali memposting postingan ke-4 saya mengenai "Penganggaran untuk Perencanaan dan Pengendalian". Maklum, karena pekerjaan yang menumpuk bak "cucian kotor" sehingga baru hari ini bisa saya bisa update kembali. Di suasana yang dingin dan mendung ini, tiba-tiba saya pun kepikiran dengan salah satu mata kuliah yang menurut saya cukup sulit untuk "ditaklukan" (bahasanya ngeri coyy) yakni Akuntansi Perbankan. Saya yakin, pasti banyak mahasiswa jurusan akuntansi yang berharap bisa bekerja di dunia perbankan kelak setelah lulus. Namun, pada kenyataannya bekerja di dunia perbankan itu tidaklah seindah yang dibayangkan. Sehingga ujung-ujungnya mulailah muncul pikiran-pikiran untuk mencoba dunia yang tidak asing lagi bagi kita yakni dunia PNS yang terkenal dengan "santai"-nya (Just kidding, mohon dimaafkan jika ada yang tersinggung). Dan langsung saja, check this one out! (And just for information, ini masih ada lanjutannya ya pada postingan selanjutnya). Akhir kata, terima kasih telah mengunjungi blog ini dan salam damai!

Pengertian Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan).

Fungsi Utama Bank
Fungsi Utama Bank merupakan lembaga keuangan untuk menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana ke masyarakat, dan juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa-jasa perbankan.
1.   Penghimpun dana
Bank yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Masyarakat mempercayai Bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang.
2.   Penyalur Dana
Fungsi Bank kedua adalah menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Penyaluran dana dilakukan oleh Bank sebagian besar dalam bentuk kredit/pinjaman.
3.   Pelayanan Jasa
Pelayanan Jasa Bank merupakan, aktivitas pendukung yang dapat dilakukan oleh Bank. Misalnya : Jasa pengiriman uang (transfer), kliring dll.

Pengertian Akuntansi Bank
Proses akuntansi bank berkembang dari teknik-teknik akuntansi trandisional untuk kepentingan pencatatan, penganalisaan, dan penafsiran data keuangan guna memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang berminat terhadap informasi tersebut.
Akuntansi Bank merupakan seni pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran atas seluruh transaksi yang terjadi di dalam bank.

Persamaan Akuntansi Bank
Prinsip dalam tata buku berpasangan adalah keseimbangan, atau dikenal dengan persamaan akuntansi sebagai berikut :
HARTA = UTANG  +  MODAL
Dalam aplikasi akuntansi perbankan, prinsip ini juga berlaku, dimana untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan :
HARTA BANK = UTANG BANK + MODAL BANK

Laporan Keuangan Bank
Laporan Keuangan Bank merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak- pihak yang berkepentingan dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Tujuan laporan keuangan bank adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan yakni :
1.    Pemilik (Pemegang Saham)
2.    Menajeman
3.    Kreditor
4.    Investor
5.    Pemerintah
6.    Karyawan
7.    Pengelola Pasar Modal
8.    Bank Indonesia
9.    Lembaga Penjamin, dll.

Neraca
Neraca merupakan Laporan yang menunjukan posisi keuangan yang meliputi harta, kewajiban dan ekuitas bank pada periode tertentu.
Komponen Neraca  terdiri dari :
  1. Aktiva adalah harta kekayaan  yang dimiliki oleh Bank pada tanggal tertentu.
  2. Kewajiban merupakan utang dan kewajiban-kewajiban yang menjadi tanggungan bank pada tanggal tertentu.
  3. Ekuitas merupakan modal yang dimiliki oleh bank, yang berasal dari modal dasar dan modal usaha lainnya.
Laporan Komitmen & Kontingensi
Laporan Komitmen & Kontingensi  merupakan laporan yang terpisah dari Neraca dan laporan Laba/Rugi yang mana pada saat yang akan datang akan dapat mempengaruhi Neraca dan/atau Laba/Rugi Bank.
Komitmen adalah ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak oleh pihak-pihak yang melakukan perjanjian dan harus dilaksanakan apabila semua persyaratan yang disepekati bersama dipenuhi.
Kontingensi adalah kondisi dengan hasil akhir adanya keuntungan atau kerugian yang baru dapat diketahui setelah terjadinya suatu peristiwa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

Laporan Rugi/Laba
Laporan R/L merupakan Laporan yang menggambarkan pendapatan dan beban Bank pada periode tertentu.
Komponen Laporan Rugi/Laba  terdiri dari :
1.    Pendapatan
Pendapatan merupakan semua pendapatan yang diterima bank baik pendapatan yang diterima secara tunai maupun pendapatan non tunai.
2.    Beban
Beban merupakan semua biaya yang dikeluarkan bank pada periode tertentu, baik biaya yang bersifat tunai maupun biaya non tunai.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas merupakan Laporan yang menunjukan perubahan modal perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan Bank selama periode pelaporan.

Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas merupakan informasi yang digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan aktivitas keuangan yang terkait dengan transaksi tunai.

Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas LK merupakan informasi terkait dengan semua aktivitas keuangan yang tidak dapat dipisahkan dari laporan keuangan, termasuk didalamnya laporan komitmen dan kontingensi.

To be continued..
Semangat pagi..!!! Itulah semboyan kantor saya untuk tetap memotivasi diri kita sendiri agar selalu bersemangat seperti pada pagi hari, even lembur sekalipun. Hmm, kali ini sudah postingan saya yang ke-4 ya? Tidak terasa ternyata. Mudah-mudahan, postingan-postingan saya sebelumnya dapat bermanfaat bagi orang lain. Dan kalau boleh, sedikit menjurus ke hal lain (curcol boleh lah.. ckckck). Hari ini, ada teman kantor yang bertanya terkait postingan pertama saya tentang Freeport Indonesia. Inti pertanyaan tersebut adalah apakah postingan tersebut bersifat “pro” atau “kontra” terhadap PT Freeport Indonesia. Namun, saya hanya membalas dengan “senyuman” saja. Nah, disini sekalian saya mau mengkonfirmasi jika ada yang memiliki pertanyaan yang sama dengan teman kantor saya tersebut. Seperti yang sudah saya jelaskan pada postingan pertama saya tersebut bahwa postingan tersebut adalah summary yang saya peroleh dari media internet dan buku-buku (berbahasa asing) yang saya dapatkan dari atasan saya supaya lebih lancar berbahasa asing katanya. Nah, buku-buku tersebut berupa Tour Companion, Laporan Keberlanjutan, Sustainable Development Report, dll yang langsung dari Freeport Indonesia sendiri karena kebetulan kantor saya memiliki hubungan kerjasama dengan PTFI. Jadi, jika postingan saya tersebut lebih menitikberatkan pada program-program Corporate Social Responsibility (CSR) PTFI ya tentu wajar saja karena memang source-nya berasal dari buku-buku tentang itu. Namun, saya tekankan sekali lagi bahwa saya tidak bermaksud untuk “pro” maupun “kontra” terhadap PTFI dan saya meminta maaf sebesar-besarnya jika ada pihak-pihak yang merasa kurang senang dengan postingan tersebut. Wokeh, jika sudah clear tentang pertanyaan tadi, kita langsung saja ke postingan ke-4 saya ini. Kali ini saya mengambil tema tentang PENGANGGARAN UNTUK PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN. Salah satu materi yang saya pelajari dalam mata kuliah Akuntansi Manajemen. Akhir kata, selamat membaca dan terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Semoga bermanfaat dan salam damai!

DESKRIPSI PENGANGGARAN
Penganggaran dan Perencanaan serta Pengendalian
            Anggaran (budget), yang merupakan komponen utama dari perencanaan, adalah perencanaan keuangan untuk masa depan; anggaran memuat tujuan dan tindakan dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut. Penganggaran sendiri adalah penyusunan rencana tindakan yang dinyatakan dalam kerangka keuangan. Sebelum menyusun anggaran, organisasi terlebih dahulu harus mengembangkan rencana strategis. Rencana strategis (strategic plan) mengidentifikasi strategi aktivitas dan operasi masa depan, yang biasanya berjangka lima tahun. Organisasi dapat menerjemahkan keseluruhan strategi ke dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan-tujuan tersebut menjadi dasar bagi penyusunan anggaran. Dengan demikian, terdapat hubungan yang erat antara anggaran dan rencana strategis.

Tujuan Penganggaran
Sistem anggaran memberikan beberapa keuntungan bagi organisasi :
1.      Memaksa manager untuk membuat rencana.
2.      Memberikan informasi sumber daya yang dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
3.      Sebagai standar bagi evaluasi kerja.
4.      Meningkatkan komunikasi dan koordinasi.

Anggaran juga memberikan dasar bagi penggunaan sumber daya perusahaan dan memotivasi karyawan. Pengendalian (controll), yang merupakan bagian penting dari sistem anggaran, dilakukan dengan membandingkan hasil aktual dengan yang dianggarkan secara periodik (misalnya, bulanan). Perbedaan yang besar antara hasil aktual dengan yang direncanakan merupakan umpan balik yang menyingkapkan bahwa sistem tidak berjalan baik. Di sini perlu diambil tindakan untuk mengetahui penyebab perbedaan tersebut, dan kemudian memperbaikinya.

Dua Dimensi Penganggaran
Terdapat dua dimensi dalam penganggaran :
1.      bagaimana anggaran dibuat; dan
2.      bagaimana anggaran digunakan untuk mengimplementasikan rencana organisasi.

PEMBUATAN ANGGARAN
            Anggaran berkelanjutan (continuous budget) adalah anggaran 12 bulan yang terus berjalan. Bila satu bulan telah dilalui, satu bulan dimasa depan ditambahkan ke dalam anggaran, sehingga perusahaan selalu memiliki rencana 12 bulan ke depan. Keuntungan dari anggaran berkelanjutan adalah dapat memaksa menajer untuk selalu melakukan perencanaan secara konstan.

Anggaran Induk
            Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan komprehensif untuk keseluruhan organisasi; terdiri atas berbagai anggaran individual. Anggaran induk dapat dibagi menjadi anggaran operasi dan anggaran keuangan. Anggaran operasi (operating budget) menjelaskan aktivitas yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan: penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Hasil utama dari anggaran operasi adalah laporan laba-rugi proforma atau yang dianggarkan. Anggaran keuangan (financial budget) memuat rincian dari arus kas masuk dan keluar serta posisi keuangan keseluruhan. Arus kas masuk dan keluar yang direncanakan terdapat dalam anggaran kas.

Pembuatan Anggaran Operasi
Anggaran operasi terdiri dari laporan laba-rugi yang dianggarkan serta beberapa data pendukung :
1.      Anggaran penjualan.
2.      Anggaran produksi.
3.      Anggaran pembelian bahan langsung.
4.      Anggaran tenaga kerja langsung.
5.      Anggaran overhead.
6.      Anggaran beban penjualan dan administrasi.
7.      Anggaran persediaan akhir barang jadi.
8.      Anggaran harga pokok penjualan.

Skedul 1: Anggaran penjualan (sales budget) memuat kuantitas dan harga dari semua produk yang diperkirakan akan terjual.

Skedul 2: Anggaran produksi (production budget) memberikan prakiraan produksi dalam unit untuk memenuhi prakiraan penjualan dan persediaan akhir yang dikehendaki; persediaan awal melengkapi prakiraan produksi. Untuk menghitung jumlah unit yang diproduksi, diperlukan data jumlah unit yang dijual dan jumlah unit pada persediaan awal dan akhir :
Unit yang diproduksi =   Unit penjualan yang diharapkan + Unit persediaan akhir – Unit persediaan awal

Skedul 3: Anggaran pembelian bahan langsung (direct material budget) menyatakan pembelian yang perlu dilakukan sepanjang tahun atas setiap jenis bahan baku untuk memenuhi produksi dan persediaan akhir yang dikehendaki. Setelah prakiraan penggunaan bahan dapat dihitung, bahan yang dibeli dapat ditentukan dengan cara :
Pembelian =    Bahan langsung untuk diproduksi + Persediaan akhir bahan langsung yang diinginkan – Persediaan awal Bahan langsung

Skedul 4: Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang diperlukan dan biaya yang terkait untuk membuat sejumlah unit produk dalam anggaran produksi.

Skedul 5: Anggaran overhead (overhead budget) memperlihatkan semua biaya tidak langsung yang diharapkan dalam proses produksi. Anggaran overhead dapat dipecah menjadi komponen tetap dan variabel untuk mempermudah penyusunan anggaran.

Skedul 6: Anggaran beban penjualan dan administrasi (selling and administrative expense budget) menjelaskan pengeluaran yang direncanakan untuk kegiatan non produksi.

Skedul 7: Anggaran persediaan akhir barang jadi memberikan informasi yang diperlukan untuk menyusun rencana dan juga merupakan masukan (input) penting dalam penyusunan anggaran harga pokok penjualan.

Skedul 8: Anggaran harga pokok penjualan merinci biaya produksi untuk persediaan akhir yang diharapkan dan unit yang terjual.

Skedul 9: Laporan laba-rugi yang dianggarkan memberikan laba bersih yang akan direalisasi bila rencana yang dianggarkan menjadi nyata.

Contoh salah satu skedul yaitu Skedul 1: Anggaran Penjualan.
Skedul 1
CalBlock, Inc.
Anggaran Penjualan (dalam ribuan)
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 1998
Kuartal
1
2
3
4
Tahun
Unit
2.000
6.000
6.000
2.000
16.000
Harga jual per unit
x $0,70
x $0,70
x $0,80
x $0,80
x $0,75
Penjualan
$1.400
$4.200
$4.800
$1.600
$12.000

Pembuatan Anggaran Keuangan
            Anggaran lainnya yang terdapat dalam anggaran induk adalah anggaran keuangan. Anggaran keuangan yang biasanya disusun adalah :
1.      Anggaran kas.
2.      Anggaran neraca.
3.      Anggaran pengeluaran modal.

Skedul 10: Anggaran kas merupakan saldo awal, ditambah perkiraan penerimaan, dikurangi perkiraan pengeluaran, ditambah atau dikurangi dengan peminjaman yang diperlukan.

Skedul 11: Neraca yang dianggarkan atau pro forma memberikan saldo akhir dari setiap aktiva, kewajiban, dan ekuitas, bila rencana anggaran terpenuhi.

PENGGUNAAN ANGGARAN UNTUK EVALUASI KINERJA
Anggaran Statis vs Anggaran Fleksibel
            Anggaran statis (static budget) adalah anggaran  yang dibuat berdasarkan tingkat aktivitas yang sudah ditentukan.
Anggaran fleksibel (flexible budget) adalah anggaran yang menjadikan perusahaan memiliki kemampuan untuk menghitung biaya yang diharapkan selama rentang aktivitas.
Anggaran fleksibel memiliki tiga kegunaan utama, yaitu :
  1. Anggaran fleksibel yang dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum adanya tingkat aktivitas yang diharapkan.
  2. Karena anggaran fleksibel dapat menentukan besarnya biaya pada berbagai tingkat aktivitas, anggaran tersebut dapat digunakan untuk menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktivitas aktual. Setelah biaya yang diharapkan diketahui, laporan kinerja yang membandingkan biaya aktual dengan yang diharapkan dapat dibuat.
  3. Anggaran fleksibel dapat membantu para manajer menghadapi ketidakpastian dengan melihat hasil yang diharapkan pada berbagai tingkat aktivitas. Anggaran ini juga dapat digunakan untuk memberikan hasil keuangan dari berbagai macam skenario kegiatan.
Dimensi Perilaku dari Penganggaran
            Perilaku positif terjadi bila tujuan dari setiap manajer sesuai dengan tujuan organisasi dan manajer memiliki dorongan untuk mencapainya. Kesesuaian tujuan manajer dan tujuan organisasi seringkali disebut keselarasan tujuan (goal congruence). Selain keselarasan tujuan, para manajer juga perlu memiliki usaha untuk mencapai tujuan organisasi.
            Bila anggaran tidak diadministrasi dengan baik, manajer bawahan dapat menyimpang dari tujuan organisasi. Perilaku disfungsional (dysfunctional behaviour) ini merupakan perilaku individu yang memiliki konflik dasar dengan tujuan organisasi.
            Sistem anggaran yang ideal adalah yang menuju keselarasan tujuan seutuhnya, dan secara bersamaan memberikan dorongan kepada manajer untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang etis. Walaupun sistem anggaran semacam ini mungkin tidak pernah ada, namun dari riset dan praktek telah diketahui kunci utama yang dapat menjadikan anggaran memiliki pengaruh positif yang cukup besar tehadap perilaku. Ciri-ciri tersebut mencakup :
1.      Umpan balik terhadap kinerja secara berkala;
Laporan kinerja secara berkala dapat memberikan dorongan perilaku yang positif dan memberikan kesempatan serta waktu bagi manajer untuk beradaptasi dalam kondisi yang berubah-ubah. Penggunaan anggaran fleksibel memungkinkan manajer mengetahui apakah biaya serta pendapatan aktual sesuai dengan jumlah yang dianggarkan. Penyelidikan selektif terhadap variansyang besar memungkinkan manajer untuk memusatkan perhatian pada area tertentu yang membutuhkan perhatian lebih. Proses ini disebut manajemen dengan pengecualian (management by exception).
2.      Intensif moneter dan nonmoneter;
Hal yang digunakan perusahaan untuk mempengaruhi para manajer agar mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk mencapai tujuan organisasi disebut insentif (incentive). Insentif dapat bersifat positif maupun negatif. Insentif negatif menggunakan ancaman hukuman untuk memotivasi; sedangkan insentif positif menggunakan hadiah. Insentif moneter (monetery incentive), pengendalian dilakukan dengan mengaitkan kinerja berdasarkan anggaran dengan kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Ancaman pemecatan merupakan sanksi ekonomi paling akhir bagi yang memiliki kinerja buruk. Insentif nonmoneter (nonmonetery incentive), termasuk perluasan pekerjaan, penambahan tanggung jawab dan otonomi, program pengakuan nonmoneter, dan sebagainya dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran.
3.      Penganggaran partisipatif;
Penganggaran partisipatif (participative budgeting) memberikan kesempatan bagi para manajer untuk ikut menyusun anggaran. Penganggaran partisipatif memiliki tiga masalah yang potensial :
a.       Penetapan standar yang dapat terlalu tinggi ataupun terlalu rendah.
b.      Memasukkan slack dalam anggaran (seringkali disebut mengamankan anggaran atau pudding the budget).
c.       Partisipasi semu.
4.      Standar yang realistis;
Tujuan anggaran digunakan untuk mengukur kinerja; dengan demikian, tujuan harus berdasarkan kondisi dan pengharapan yang realistis. Anggaran harus mencerminkan kenyataan operasi, seperti tingkat aktivitas aktual, variasi musiman, efisiensi, dan kecenderungan ekonomi secara umum.
5.      Pengendalian biaya;
Biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) adalah biaya yang dapat dipengaruhi oleh manajer bersangkutan.
6.      Pengukuran kinerja yang beragam.
Seringkali organisasi membuat kesalahan dengan menggunakan anggaran sebagai satu-satunya pengukur dari kinerja manajemen. Penekanan yang berlebihan pada pengukur ini dapat menyebabkan perilaku disfungsional yang disebut perilaku miopia atau milking the firm. Perilaku miopia (myopic behaviour) terjadi bila manajer mengambil tindakan yang memperbaiki kinerja anggaran dalam jangka pendek tetapi membahayakan perusahaan dalam jangka panjang. Cara terbaik untuk mencegah perilaku miopia adalah dengan mengukur kinerja manajer manajer dari berbagai dimensi, termasuk beberapa atribut jangka panjang.

JENIS ANGGARAN LAINNYA
Anggaran Operasi untuk Perusahaan Dagang dan Jasa
            Pada perusahaan dagang, anggaran produksi diganti dengan anggaran pembelian barang dagang. Anggaran ini mengidentifikasi kuantitas setiap jenis barang yang harus dibeli untuk dijual kembali, biaya per unit setiap jenis barang, dan total biaya pembelian. Bentuk anggaran ini sama dengan anggaran bahan langsung pada perusahaan manufaktur. Perbedaan lain antara anggaran operasi pada perusahaan manufaktur dan dagang adalah tidak adanya anggaran bahan langsung dan tenaga kerja langsung dalam perusahaan dagang.
            Pada perusahaan jasa yang mencari laba, anggaran penjualan juga merupakan anggaran produksi. Anggaran penjualan mengidentifikasi setiap jasa serta kuantitasnya yang akan dijual. Karena tidak memiliki persediaan barang jadi, jasa yang diberikan merupakan jasa yang terjual.

Penganggaran Dasar Nol (Zero Base Budget)
            Pendekatan tradisional pada penganggaran adalah pendekatan inkramental. Penganggaran inkramental (atau baseline) dimulai dari anggaran tahun lalu dan menambahkan atau mengurangi anggaran tersebut sehingga menggambarkan perubahan yang diasumsikan untuk tahun mendatang.
            Penganggaran dasar nol adalah sebuah pendekatan alternatif. Tidak seperti penganggaran inkramental, tingkat anggaran tahun sebelumnya tidak terlalu diperhatikan. Operasi yang sedang berlangsung dianalisis, dan kelangsungan kegiatan atau operasi dipertimbangkan atas dasar kebutuhan atau kegunaannya bagi organisasi. Beban untuk membuktikan kegunaan pengeluaran uang diberikan kepada setiap manajer.
            Paket keputusan adalah deskripsi jasa, yang berkaitan dengan biaya, yang dapat atau ingin ditawarkan oleh unit pengambil keputusan.

###SEKIAN###
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com