Tidak terasa beberapa bulan telah berlalu
sejak terakhir kali saya melakukan postingan di blog ini. Maklum, baru keluar
dari "karantina". Hahaha.
Dan kalau boleh, pada postingan kali ini
penulis ingin berbagi sedikit pengalaman penulis terkait proses penerimaan pegawai baru sebuah
BUMN yang saat ini dipimpin oleh mantan Dirut BRI yakni Bapak Sofyan Basir. Semoga postingan ini bisa
memberikan sedikit gambaran terkait proses penerimaan PLN dan sedikit banyak
dapat memberikan manfaat. Amin. Okay,
langsung saja, check this out!
Menjadi bagian dari sebuah institusi
berskala besar, apalagi BUMN terbesar di Indonesia adalah impian semua orang
khususnya para pencari kerja atau job
seeker. Namun, untuk masuk ke dalam institusi tersebut bukanlah hal yang mudah.
Butuh perjuangan, pengorbanan hingga dedikasi dan integritas karena bisa saja kita
"gugur" ditengah perjalanan yang panjang tersebut. PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) yang saat ini menjadi BUMN terbesar di Indonesia
dengan total aset hingga ribuan triliunan rupiah (setelah revaluasi) pada tahun
2016 ini sedang gencar-gencarnya melakukan rekrutmen secara besar-besaran untuk
mendapatkan SDM yang berkualitas, unggul dan yang terpenting harus
berintegritas agar bisa menerapkan motto PLN itu sendiri yakni "electricity for a better life"
atau "listrik untuk kehidupan yang lebih baik". Bisa dibayangkan jika
sehari saja kita hidup tanpa listrik. Untuk tahun 2016 ini, PLN menargetkan
untuk merekrut hingga 5000 pegawai baik untuk jenjang SMA/SMK hingga perguruan
tinggi yakni D3, S1 dan bahkan S2. Penulis sendiri merupakan rekrutmen angkatan
52 dimana pendaftarannya bersamaan dengan angkatan 51 yakni akhir tahun 2015.
Namun, angkatan 51 dan 52 dipisah berdasarkan jurusannya yakni teknik dan non
teknik.
Setelah proses pendaftaran selama kurang
lebih 2 minggu di akhir tahun 2015, pengumuman lolos seleksi administratif
keluar pada pertengahan bulan Januari 2016. Setelah itu, lanjutlah ke tahap
pertama yakni GAT atau General Aptitude
Test. Tes ini lebih kepada tes pengetahuan umum, logika dan penalaran serta
kecepatan dan ketepatan berpikir karena kita diberikan waktu kalau tidak salah
hanya selama 5 menit untuk setiap bagian dari tes tersebut. Kemudian setelah
lolos di GAT, maka dilanjutkan dengan tes Bahasa Inggris dan Bidang. Untuk tes
Bahasa Inggris menurut penulis ya standard
BUMN-lah. Cuma, sekedar saran, sebelum mengikuti tes ini perdalam lagi Bahasa Inggrisnya,
penggunaan grammar, dll sekalian
perbanyak vocabulary-nya. Setelah tes
Bahasa Inggris, dihari yang sama dilanjutkan dengan tes Bidang/Jurusan. Dan
karena penulis berasal dari jurusan Akuntansi maka penulis pun tesnya bidang
Akuntansi. Disini penulis agak tertipu dengan info-info yang beredar di
internet yang mengatakan bahwa tes bidang untuk Akuntansi lebih banyak terfokus
pada hitung-hitungan termasuk rasio-rasio dan lain sebagainya. Untung penulis
cukup menguasai secara konseptual terkait Akuntansi dari masa SMA (tidak salah
dulu dijuluki Bapak Akuntansi, hehehe). Setelah lulus tes Bahasa Inggris dan
Bidang ini maka lanjut ke tahapan selanjutnya yakni Psikotest. Untuk Psikotest
sendiri tidak ada perbedaan yang signifikan dengan Psikotest di perusahaan
lain. Dan karena penulis sudah pernah punya pengalaman mengikuti Psikotest di
Great People Trainee Program-nya Telkomsel dan rekrutmen umum-nya BPJS
Kesehatan maka Psikotest ini pun dapat dengan lancar penulis jalani. Thank GOD.
Pokoknya tidak salah jika orang menyebutkan bahwa pengalaman adalah guru
terbaik. Setelah lolos Psikotest, maka tahapan selanjutnya adalah tes
Kesehatan. Jeda antara kedua tersebut lumayan lama, sebulan lebih kalau tidak
salah. Tes Kesehatan terdiri terbagi menjadi 2 bagian yakni tes fisik dan tes
lab atau organ dalam. Seingat penulis (sudah lebih setengah tahun yang lalu
soalnya) tes lab meliputi tes jantung, telinga, mata, paru-paru, darah, air
seni hingga kotoran (dan lain-lain). Untuk darah, diambil 2 kali yakni sebelum
makan dan setelah makan siang. Begitupula dengan kotoran. Sedangkan untuk tes
fisik meliputi tes buta warna, mulut, gigi, anus, kelamin, perut, dan lain-lain
(lupaaa, hehe). Setelah lulus kesehatan, maka akan dilanjutkan dengan tes tahap
akhir yakni Wawancara. Jeda waktu dari Kesehatan hingga Wawancara juga lumayan
lama hingga penulis cukup pesimis bisa lolos. Tes wawancara ini, penulis diwawancarai
oleh 2 orang yakni seorang Ibu dan seorang lagi Bapak. Keduanya berasal dari
Kantor Pusat. Oh iya kelupaan, dari awal pendaftaran hingga pada tes-tesnya itu
langsung dari pusat lho yang handle.
Jadi kalau lolos, bisalah sedikit berbangga diri. Ahaideh. Di tes Wawancara ini
kita bakal dikorek-korek abis seputar kehidupan sosial hingga kehidupan pribadi
dari kecil hingga dewasa. Jadi, kalau mau bohong disini, dipikir-pikir lagi deh
ya. Terbuka aja dan apa adanya. Kalau memang sudah jalannya, tidak akan kemana koq.
Jeda pengumuman lolos tes Wawancara pun cukup lama tapi tidak selama tes Kesehatan.
Paling hanya sekitar 2-3 minggu. Dalam pengumuman tes Wawancara tersebut juga
kita akan diminta untuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan
dibutuhkan selama mengikuti “sekolah”-nya PLN.
Lalu, setelah lolos seluruh tahapan tes
yang panjang dan melelahkan tersebut apakah kita sudah bisa tidur nyenyak?
Eitsss, tunggu dulu. Masih panjang bro,
sist kedepannya. Mau tau? Tunggu
lanjutannya ya :)
To
be continued..
Lumayan juga ya untuk bisa masuk ke sana.
BalasHapusDulu saya juga kurang lebih gitu, waktu mau masuk ke Astra.
Jangan lupa mampir balik ke blog ku ya.
HapusHaha.. Iya nih..
HapusTerima kasih kunjungannya :)
Siap, dikunjungi..
Mas.. mau tanya soal akuntansiny apaa ajaa sih? Aku baca internet katany hitungan like npv, irr, valas, dkk. Aku tes besok (28/3) Boleh share infonya dong lewat email : zintayusticiah@ymail.com .. Makasih mas
Hapus